*** Projo Minta Dugaan Korupsi Pembangunan Kantor Diskominfo di Proses
Transjabar.com | Kepala Kejaksaan Negeri Purwakarta Nurhayatie melalui Kasi Pidana Khusus ( Pidsus ) Nana Lukmana mengatakan, pihaknya tengah fokus menyelesaikan tiga perkara terkait kasus dugaan korupsi.
Ia sampaikan, dugaan kasus korupsi yang tengah ditangani tersebut diantaranya berkaitan dengan dugaan dana kapitasi, pada Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta.
” Kami fokus menuntaskan kasus ini, ” ujarnya, Jumat, 2 Desember 2022 diruang kerjanya.
Sementara itu, Ketua Projo Kabupaten Purwakarta, Asep Burhana mengatakan, pihaknya siap mengawal langkah yang dilakukan pihak kejaksaan, khususnya berkaitan dengan penanganan kasus – kasus korupsi di Purwakarta.
Ia sepakat dengan langkah Pidsus yang serius menangani persoalan kasus korupsi.
” Kami Projo siap mengawal dan memberikan support kepada Kejaksaan Purwakarta untuk menuntaskan dugaan kasus korupsi, ya jangan kendor aja, ” ujarnya.
Termasuk kata dia, penyidik Kejari Purwakarta harus menyelidiki terkait dengan dugaan korupsi proyek pembangunan kantor Kominfo Purwakarta yang nilainya cukup lumayan besar.
Ia menilai, pihak rekanan dalam hal ini PT Bagas Jaya tidak cukup mengembalikan temuan BPK saja. Yang menjadi sorotan, kenapa sampai kekurangan volume pekerjaan cukup besar hitungan pemeriksaan BPK.
” Apalagi, ada dugaan proyek pembangunan Dinas Kominfo diduga oleh pemenang tender di Sub kan lagi ke kontraktor lain, ” katanya.
Itu terbukti, saat pengembalian kelebihan pembayaran muncul dua perusahaan, dimana setoran pertama oleh PT Bagas Jaya, sebesar Rp. 10 juta tertanggal 20 Juni 2022, setoran kedua oleh CV Dahlia Indah sebesar Rp. 125. juta tertanggal 29 Agustus 2022, dan setoran ketiga oleh PT. Bagas Jaya sebesar Rp. 91.154.947 tidak tertanggal
Sementara itu, Kabid Tabang Dinas PUPR Kabupaten Purwakarta, Muhtar ketika dikonfirmasi terkait dengan dua perusahaan yang menyetorkan kelebihan pembayaran atas proyek pembangunan kantor Diskominfo Purwakarta, tidak bisa memberikan penjelasan secara rinci.
” Lepat nulis wungkul, kegiatannya aja yang diliat, ” katanya. ( ctr).