transjabar_BOGOR- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerja sama dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) menyiapkan Pendidikan Bela Negara. Program ini ditujukan bagi pelajar terlibat tawuran yang diharapkan membuat efek jera pelakunya sehingga angka tawuran bisa menurun drastis. Tak hanya itu, program ini juga menyasar pelajar yang memiliki potensi kepemimpinan (leadership) untuk dijadikan contoh bagi pelajar lain.
Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, Pemkot Bogor dan TNI/Polri bersepakat membuat Pendidikan Bela Negara dan sudah berjalan pertama kali di Mako Brimob Kedung Halang belum lama ini.
“Tapi saya ingin menyamakan persepsi dulu melihat kasus tawuran dengan menyamakan Sence of Urgency-nya. Ini darurat dan mengkhawatirkan,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya saat memberikan arahannya kepada Kepala Sekolah SMP, SMA/SMK Negeri dan Swasta Se Kota Bogor di SMKN 1, Kota Bogor, kemarin.
Wali Kota juga mengajak para kepala sekolah untuk mengorbankan segala hal dalam menyelamatkan generasi kedepan. Namun jika masih berdebat soal regulasi, kasus tawuran ini akan kembali terjadi. “Mari kita sama-sama samakan persepsi bahwa ini darurat dan jangan berputar-putar di masalah regulasi,” terangnya.
Dia memaparkan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan kedepan. Ada sekolah ibu yang dapat menguatkan ketahanan keluarga agar ibunya dapat mengenali karakter anak-anaknya. Selain itu, memasukkan pelajaran anti tawuran di kurikulum pendidikan, baik muatan lokal, ekstrakurikuler. Menurutnya harus ada evaluasi dalam pembinaan dan penindakan kepada pelajar yang terlibat tawuran.
“Pembinaan lebih memberikan kepada mereka bekal. Saya perintahkan kepala seluruh kepala sekolah, lurah, Camat, kepala dinas untuk menjadi pembina upacara di sekolah-sekolah,” terangnya.
Dari aspek penindakannya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Muspida, seperti Polresta Bogor Kota, Kodim 0606, Brimob untuk menyelenggarakan Pendidikan Bela Negara. Tujuan program Bela Negara ini kata Bima, untuk membuat mereka sadar dengan cara-cara militer dan memberikan inspirasi.
“Alhamdulillah Muspida menyambut baik dan mendukung penuh. Kedepan mereka (pelaku tawuran) akan menjadi ‘manusia baru’,” kata Bima.
Tak hanya itu, dalam Pendidikan Bela Negara ini ada juga kerja sosial, misalnya ke TPAS Galuga untuk membantu petugas disana. “Kita harapkan ada efek jeranya, itu akan menyebar dari mulut ke mulut,” tuturnya.
Bahkan sebelumnya, pihaknya bekerja sama dengan kepolisian pernah menangkap 300 pelajar yang terlibat tawuran. Namun mirisnya banyak juga dari mereka yang tidak dijemput oleh orang tuanya.
“Ini yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) semua, termasuk pembinaan orang tua terhadap anaknya. Kedepan sistem pembinaan akan kita perbaiki dan penindakan akan kita lakukan lebih tegas,” pungkasnya. (yb/red).