TRANSJABAR.COM, BANDUNG – Walau kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) yang diselenggarakan oleh Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Tikomdik) Disdik Jabar, telah usai. Tepatnya dilaksanakan di hotel “Takashimaya” dikawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 22 – 25 Oktober 2018, yang lalu.
Namun akhir dari kegiatan itu masih menyisakan pertanyaan besar dari sejumlah kalangan LSM dan para awak media. Terutama menyangkut anggaran atau dana kegiatan. Sebagaimana berita sebelumnya di media ini, salah satu LSM yang memang intens meyoroti berbagai kegiatan Disdik Jabar, khususnya kegiatan Bimtek Balai Tikomdik.
Sebelumnya pada Kamis (1/11/2018) kepada TRANSJABAR, Sekretaris LSM BASMI, Elvin Yosh mensinyalir kegiatan Bimtek tersebut rawan penyimpangan atau berpotensi korupsi. Sebab secara teknis kegiatan Bimtek itu sepenuhnya dikelolah oleh pihak penyelenggara dalam hal ini Balai Tikomdik.
Tingkat kerawanan korupsi dan penyimpangannya lanjut dia, mulai dari pengaturan keuangan (belanja modal -red). Biaya akomodasi dan perlengkapan ATK, serta fasilitas kamar hotel bagi para peserta Bimtek. “Semua urusan teknis itu sudah diatur dan ditentukan oleh penyelenggara,” ucap Elvin.
Dia mencontohkan ‘modus manipulasi’ kamar hotel untuk peserta yang sejatinya ditempati untuk dua orang dalam satu kamar tapi nyatanya tiap kamar dihuni 3 – 4 orang. Artinya dari jumlah atau kapasitas kamar hotel saja sudah bisa dimanipulasi dengan asumsi biaya sewa kamar hotel selama kegiatan. Belum lagi masalah menu dan konsumsi lainnya, terangnya.
“Modus ini tergolong rapih dan terkoordinir alias korupsi berjama’ah karena kerap luput dari pantauan dari berbagai pihak, padahal anggaran/dana yang digunakan untuk Bimtek itu notabene uang rakyat,” ujar Elvin.
Sementara itu Ibu Endang, selaku kepala Balai Tikomdik Disdik Jabar, saat akan dimintai penjelasannya Jum’at (2/11/2018), dengan ‘entengnya’ dia mengatakan untuk masalah Bimtek tersebut tanyakan langsung kepada PPTK dan klarifikasi saja ke pihak management hotel, kata Endang.
“Tanya aja ke PPTK nya dan ke pihak hotel Takashimaya,” ucapnya singkat.
Sementara ditempat terpisah salah seorang pengusaha yang biasa menjadi penyedia jasa akomodasi mengatakan, anggaran per-peserta dapat diasumsikan sebesar Rp 300 ribu per-orang itu dinilai sudah cukup, akan tetapi pihak penyelenggara tidak serta memproyeksikan budgetnya sebesar itu. Namun dalam laporan keuangan pada akhir kegiatan anggaran tersebut diatur sedemikian rapi sehingga biaya kegiatan tersebut menjadi pas, paparnya sembari namanya tidak mau disebut kepada TRANSJABAR.COM, Jumat (2/11/2018).(TJ-03)