TRANSJABAR.COM, BANDUNG – Kinerja Kepala UPTD (Balai) Pengelolaan Jalan dan Jembatan (BPJ) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (BMTR) Provinsi Jawa Barat, kini menjadi sorotan berbagai pihak.
Betapa tidak, karena Aseng Supriatna sebagai kepala UPTD nya diketahui sangat jarang ada di kantor yang beralamat di jalan Cakrabuana, Kabupaten Cirebon. Bahkan dalam keseharian-pun tidak jelas keberadaannya, apakah Aseng memang sedang tugas luar atau ada hal-hal lain yang dia hindari dari lingkungan kantornya (UPTD). Karena mulai dari petugas securiti sampai pada beberapa orang stafnya, saat di tanya TRANSJABAR, mereka mengatakan tidak tahu Aseng sedang berada dimana.
“Bapak tidak ada diruangan, dan kami tidak tahu beliau lagi dimana,” demikian ujar petugas securiti dan staf kantor, belum lama ini saat TRANSJABAR, menyambangi kantor UPTD tersebut.
Dari informasi yang berhasil dihimpun hampir dipastikan setiap orang yang ingin bertemu dengan Aseng, harus ada janji terlebih dahulu melalui telepon selulernya. Karena bila tidak ada janji sebelumnya, jangan harap dapat bertemu, tutur beberapa kalangan jurnalis dan LSM.
Menurut salah seorang pengurus LSM KPHRI, diduga Aseng banyak masalah terkait pekerjaan kebinamargaan. Karena dibeberapa paket kegiatan peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan hampir dipastikan terjadi penyimpangan.
Pada akhirnya anggaran dari pemerintah bernilai miliaran rupiah, yang digelontorkan ke pihak UPTD jalan dan jembatan wil VI Cirebon, diduga di korupsi dan dugaan itu mengerucut ke Aseng selaku pemangku kebijakan wilayah (kepala UPTD-red); papar pengurus LSM KPHRI yang minta namanya tidak disebutkan pada TRANSJABAR, saat bertemu di halaman kantor Dinas BMTR Jabar, jalan Asia-Afrika, Bandung, Kamis (18/10/2018). (TJ-03).