BOGOR  

Kini Sang Pencipta Lagu Dangdut Era 90-an Jadi Pemulung

Bogor|Newsnet.id – Sungguh malang nasib yang dialami pencipta lagu dangdut indonesia Syam Permana. Kehidupannya begitu mengkhawatirkan, bahkan harus menelan kepahitan ditengah maraknya para industri musik dan aktris dangdut yang kian melambung tinggi.

Syam Permana merupakan sosok pencipta lagu dangdut termahsyur di era 1980-2000. Banyak aktris-aktris penyanyi dangdut yang sudah membawakan hasil buah karyanya seperti Imam S. arifin, Ine Sintia, Joni Iskandar, Soneta, Inul Daratista dan aktris lainnya.

Namun tidak bagi Syam sang maestro ini, ia harus rela menjadi pemulung dan kerja serabutan untuk menghidupi isteri dan anak-anaknya. Hampir 10 tahun terakhir Syam harus hidup dibawah garis kemiskinan, menanti uluran tangan dari setiap orang yang perduli terhadapnya.

Di usianya yang menginjak 60 tahun ini, tak banyak yang bisa dilakukan Syam. Walau dalam hati sebenarnya ada kebanggaan tersendiri atas lagu-lagu ciptaannya yang telah banyak di nyanyikan oleh aktris atau penyanyi dangdut ternama dan youtuber. Tapi disisi lain ada kesedihan dengan keadaannya sekarang yang tidak seindah para aktris, dimana kehidupannya penuh glamor dan serba berkecukupan.

“Jadi saat itu saya masih tinggal di Jakarta, sambil mencari pekerjaan dan mengisi waktu luang, saya mencoba membuat lirik lagu, karena saya suka mendengarkan lagu terutama dangdut,” ucap Syam Permana saat ditemui di kediamannya di Kampung Babakan Jawa, RT 02 RW 18 Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Rabu (3/2/2021).

Namun, kata Syam, dari sejumlah lagu yang dibuat dan di kirimkan ke beberapa perusahaan musik hanya ada satu lagu yang diminati yakni oleh Lulu Ervan.

“Ya, memang dari sekian lagu cuma satu yang diminati dan itu pertama kalinya karya saya dibeli Lulu Ervan seorang penyanyi dangdut waktu itu. Waktu itu dihargai 25 ribu, untuk judulnya saya lupa lagi,” ucapnya.

Tidak hanya itu, karya lainnya juga pernah dibeli oleh seorang personil salah satu kelompok musik Orkes Melayu Tralala pada tahun 1985 dengan harga Rp 50 ribu per lagu. “Alhamdulillah, walau tidak besar tapi ada kenaikan nilai harga dari buah lirik ciptaan saya itu,” imbuhnya.

Diterangkannya, saat tinggal di Jakarta sekitar tahun 1984 hingga 1985 dirinya bersama keluarga sering berpindah-pindah rumah, baik dari Cengkareng, Ancol sampai Pondok Gede. Hal itu dilakukan karena biaya hasil penjualannya hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari dan bayar biaya kontrakan rumah.

“Waktu di Jakarta saya hidup bersama keluarga dan masih memiliki dua orang anak, kami semua sering berpindah – pindah. Namun, meski begitu saya terus fokus untuk membuat lagu,” ungkap bapak 6 orang anak sekarang ini.

Masih dikatakannya, memasuki awal tahun 1990 nasib baik pun menerpa kehidupannya, dimana hasil karya pemikirannya mulai dilirik beberapa artis ternama seperti, Imam S. Arifin, Ida Laela, Muchsin, Mega Mustika, Indah Sundary, Ana Sajaya dan Mely Agustina serta beberapa artis ternama lainya.

“Nah untuk lagu yang dinyanyikan Imam S. Arifin waktu itu adalah Benalu Cinta, Bagaimana Bisa, Indah Sundari Kau Milik Siapa. Kalau yang dinyanyikan Muchsin itu lagunya Biarlah berlalu. Karya saya ini dihargai 200 ribu per lagu,” terang Syam.

Setelah krisis moneter melanda Indonesia, Syam dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Sukabumi dengan tetap semangat menulis beberapa lagu. Di awal tahun 2000, dari beberapa ciptaannya tersebut salah satunya yang berjudul Terima Kasih diminati penyanyi dangdut ternama yaitu Inul Daratisna.

“Ini lagu karya saya terakhir yang diminati Inul Daratisna dan itu hasil kerja sama dengan Yongky RM. Karya saya ini dihargai 500 ribu dan hasil penjualnya dibagi dua sama Yongky RM,” tuturnya sembari tertawa karena teringat perjuangannya waktu itu.

Meski sempat vakum, kini semangat Syam Permana kembali lagi dengan memulai menulis lirik lagu dan nada melalui jari jemarinya dan diusianya yang sudah sepuh ini dirinya berharap ada pengakuan atas sejumlah buah dari hasil karya-karyanya tersebut.

“Saya cuma berharap itu, karenanya sekarang meminta bantuan hukum ke Kantor Hukum Sembilan Bintang & Partners dengan maksud bisa menyikapi lagu-lagu ciptaan saya dipakai orang lain yang tidak membawa dampak perubahan terhadap kehidupan saya dan keluarga,” pungkasnya.

Laporan: Agus Sudrajat

https://jalalive.wangsomboonhospital.go.th/

https://eonsdi.com/