TRANSJABAR.COM | Kepala sekolah SMPN 1 Cikampek, Toib, S.Pd., M.Pd didampinggi Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Fitri, S.Pd berharap guru saat ini harus mampu mendidik sesuai dengan kodrat dan jaman seiring dengan kemajuan yang setiap saat terus mengalami perubahan dan berkembanng.
Sehingga kedepan mampu menghasilkan peserta didik yang bermutu, berkualitas dan mampu berdaya saing, untuk itu diperlukan langkah – langkah agar semua program pengembangan Pendidikan di SMPN 1 Cikampek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan materi yang sudah tertuang dalam Kurikulum Merdeka.
Untuk itu, sekolah sudah melakukan langkah tersebut, yaitu dengan memberikan sosialisasi dengan beragam kegiatan diantaranya memberikan training yang sudah dilaksanakan dengan melibatkan semua guru dan peserta didik di SMPN 1 Cikampek.
” Guru harus mampu mendidik sesuai kodrat alam dan zaman,’ harap Toib.
Dengan tujuan memberikan wawasan dan pemahaman tentang tujuan Kurikulum Merdeka, sehingga dengan guru yang berkualitas dan memiliki pengetahuan yang baik, dapat menghasilkan peserta didik yang bermutu.
“ Bulan ini kami sudah selenggarakan In House Trainning dan Diklat yang dilaksanakan di Balai Besar Guru Penggerak, “ ujar Kepsek SMPN 1 Cikampek, Toib diaminin Pembantu Kepsek Fitri, Kamis ( 16/2/2023).
Sebagai sekolah penggerak, Toib sampaikan, akan melaksanakan program sesuai ketentuan yang sudah tertuang dalam jadual dari Kemendikbud, baik itu penguatan komite sekolah, loka karya, sampai pertemuan dengan pemangku kepentingan, dengan implementasi yang dilakukan oleh sekolah dalam peningkatan kompetensi guru memanfaatkan platform Kurikulum Merdeka Mengajar.
” Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi, “ jelas Toib.
Menurut Toib, penyelenggaraan In House Trainning dan Diklat bukan saja melibatkan sebanyak 55 orang guru, namun juga melibatkan sekitar 800 peserta didik SMPN 1 Cikampek.
“Alhamdulilah kegiatan sosiaoisasi ini berjalan dengan baik, dengan harapan setelah diberikan sosialisasi ini baik guru dan peserta didik dapat mengaplikasikan Kurikulum Merdeka, “ harapnya.
Toib sampaikan, seauai dengan Struktur Kurikulum Merdeka Belajar, dimana Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum yang mengedepankan keberagaman pembelajaran intrakurikuler.
Secara struktur, kurikulum ini berbeda dengan Kurikulum 2013. Perbedaan itu terletak pada tipe pembelajaran, pokok kebijakan, serta sistem pemilihan mata pelajaran.
Mulai dengan Tipe Pembelajaran. tipe pembelajaran pada Kurikulum Merdeka Belajar dibagi menjadi tiga, yaitu pembelajaran intrakurikuler, pembelajaran kokurikuler sebagai upaya penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan pembelajaran ekstrakurikuler.
“ Pokok kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka mewujudkan Kurikulum Merdeka Belajar meliputi penggantian USBN menjadi asesmen sekolah, penggantian UN menjadi AKM-SK, RPP lebih fleksibel, efektif, dan efisien, PPDB zonasi, serta fleksibilitas alokasi dana BOS, “ katanya.
Lebih lanjut menurut Toib Sistem Pemilihan Mata Pelajaran, sesuai dengan Kurikulum Merdeka Belajar, peserta didik diberi kebebasan untuk memilih sendiri kelompok mata pelajaran yang sesuai dengan kompetensi, minat, dan bakatnya. Termasuk bagaimana Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMP.
Bahwa, Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMP dikelompokkan ke dalam fase D, baik untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Tipe pembelajarannya dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Pembelajaran intrakurikuler adalah pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik di dalam kelas.
Pembelajaran kokurikuler adalah adalah pembelajaran berbasis proyek sebagai upaya untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Alokasi waktu pembelajaran ini adalah 25% dari total JP pertahun.
Sampai dengan teknis pelaksanaan untuk pembelajaran kokurikuler, pembelajaran ini mengedepankan fleksibilitas, baik dari sisi muatan pelajaran maupun alokasi waktunya.
Jika ditinjau dari sisi muatannya, pembelajaran ini harus mengacu pada CP Profil Pancasila yang sesuai dengan fase peserta didik. CP Profil Pancasila tidak harus sama dengan CP pembelajaran intrakurikuler.
Jika ditinjau dari sisi waktu, pelaksanannya bisa mengacu pada total JP proyek untuk semua mata pelajaran dengan waktu pengerjaan setiap proyek tidak harus sama.
Sementara itu, ketentuan lain terkait struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMP adalah sebagai berikut.
Informatika termasuk dalam mata pelajaran wajib.
Guru pengampu mapel ini tidak harus memiliki jurusan yang linear. Artinya, guru pengampunya bisa berasal dari mata pelajaran lain. Mengingat, masih minimnya guru lulusan informatika di sekolah.
Namun Bapak/Ibu tidak perlu khawatir karena pemerintah sudah menyediakan buku pendukung untuk guru pemula.
Mata pelajaran Seni terintegrasi dengan Prakarya. Untuk mata pelajaran Seni meliputi Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater, dan Seni Rupa.
Peserta didik kelas VIII dan IX harus memilih minimal 1 mata pelajaran Seni atau Prakarya, sementara kelas VII bisa memilih minimal 2 mata pelajaran Seni atau Prakarya.
Sekolah bisa mengembangan muatan lokal sesuai dengan karakter dan potensi peserta didiknya. Pelaksanaannya pun juga bisa disesuaikan dengan mengacu pada tiga cara, yaitu integrasi antara muatan lokal dengan mata pelajaran lain, integrasi antara muatan lokal dengan tema proyek Penguatan Profil Pancasila, dan mengembangkan muatan lokal sebagai mata pelajaran tunggal yang bisa berdiri sendiri sebagai bagian dari pembelajaran intrakurikuler.
Pengukuran hasil belajar peserta didik tidak lagi mengacu pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) berupa nilai kuantitatif. Namun, mengacu pada ketercapaian tujuan pembelajaran melalui asesmen formatif. ( ctr).
Keterangan Foto 1 :
Sosialisasi : Kepala Sekolah SMPN 1 Cikampek Toib, S.Pd., M.Pd saat berikan sosialisasi kurikulum merdeka belajar.
Keterangan Foto 2-3 :
Sekitar 800 Peserta didik dan 55 guru saat menyelenggarakan In House Trainning dan Diklat yang dilaksanakan di TMMI, Selasa Februari 2023.