transjabar_ KARAWANG – Abah Ajum (90) tak kuasa menahan haru melihat rumahnya dirobohkan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. Saat muda, kakek tersebut dikenal sebagai jawara kampung, penakluk para pendekar. Dia bahkan diketahui pernah mati suri sebanyak 3 kali.
Rumah Abah Ajum terletak di Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang. Abah dan istrinya tinggal di rumah yang hampir roboh itu bersama tiga anaknya yang sudah berkeluarga.
Berdasarkan penuturan tetangganya, Nandang (38), Abah Ajum mengalami kepikunan. Akan tetapi, tenaga kakek itu tidak kalah dengan tenaga anak muda pada umumnya. Sebelum mengidap pikun, Abah Ajum masih sanggup bersepeda sampai ke Bekasi.
“Waktu mudanya pendekar abah mah, sakti mandraguna. Beberapa kali katanya meninggal tapi hidup lagi, mungkin mati suri ya. Sekarang tenaganya masih kuat sih, tapi abah sudah pikun,” kata Nandang, Kamis (19/7/2018) sore.
Terkait kondisi rumah Abah Ajum, Nandang mengaku sudah beberapa kali meminta bantuan renovasi kepada pemerintah setempat. Akan tetapi, upaya itu belum membuahkan hasil. Warga dan Ketua RT setempat kemudian bersepakat mengunggah kondisi rumahnya ke sosial media.
“Sebelum posting itu kami musyawarah dulu. Akhirnya diputuskan ya posting saja. Responnya luar biasa. Banyak teman-teman facebook yang membagikan atau memposting ulang,” ujarnya.
Beberapa Grup Facebook di lini masa Karawang sempat ramai oleh unggahan itu. Para pengguna platform sosial media besutan Mark Zuckenberg itu menaruh rasa iba atas kondisi rumah Abah Ajun. Hingga akhirnya, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi membaca unggahan itu.
Respon Cepat Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi sendiri tidak berkomentar apapun dalam unggahan warga itu. Dia memilih langsung mendatangi lokasi dan melihat keadaan yang sesungguhnya. Saat sampai di rumah Abah Ajum, dia sempat mencocokan foto abah yang beredar dengan wajah sebenarnya.
“Benar ini foto Abah?,” kata Dedi yang dijawab anggukan Abah Ajum.
Setelah terkonfirmasi, pria yang lekat dengan iket Sunda itu langsung menyeru warga untuk bergotong royong. Warga terutama para pemuda berbondong-bondong membantu pembongkaran rumah Abah Ajum. Beberapa di antaranya tampak membawa tangga.
“Ini kegiatan saya kalau ada waktu luang. Di Subang dan Cirebon kebetulan kita sedang bangun tajug. Di sini bangun rumah abah. Nanti gak tahu dimana lagi, yang penting kehadiran kita ada manfaatnya,” kata Dedi.
Keharuan tampak di wajah Abah Ajum dan istrinya. Dia sama sekali tidak menyangka ada dermawan yang bersedia membangun rumahnya menjadi layak huni.
“Abah mah cuma bisa bilang nuhun, terima kasih. Besok-besok kalau tidur gak khawatir rumahnya roboh,” ujarnya. (ctr).