Kab. Cirebon|Newsnet.id – Walaupun dalam suasana pandemi Covid-19, Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Tunas Kencana” Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) tetap digelar.
RAT tersebut esensinya bertujuan untuk melaporkan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas tahun buku 2020 dan menetapkan rencana kerja, rencana anggaran, pendapatan dan pembiayaan (RAPP) tahun buku 2021. Demikian diungkapan Ketua KPRI Tunas Kencana Husein Fauzan dalam RAT (27/1/2021) di Gedung PGRI Sumber.
Dengan protokol kesehatan yang ketat, RAT dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cirebon Fery Afrudin, Wakil Ketua Dekopinda H. Ma’mun Efendi, Kepala Dinas PPKBP3A selaku penasehat Iyan Ediyana, Ketua dan Anggota Pengawas, Pengurus dan anggota KPRI Tunas Kencana.
Dalam penyampaian gambaran umum, Fauzan menjelaskan, anggota KPRI Tunas Kencana berjumlah 138 orang, memiliki unit usaha simpan pinjam, warung serba ada (waserda), jasa, kredit roda dua (motor) dan roda empat (mobil), serta foto copy/penjilidan.
“Untuk pinjaman anggota, jumlah pinjamannya bisa mencapai Rp150 juta rupiah dalam jangka waktu 72 bulan, dengan jasa (mudhorobah) 12 % per tahun. Sedangkan dalam pelayanan “Koperasi Online”, melayani pembayaran listrik, pelayanan isi ulang listrik (token), telepon, cicilan kredit roda dua dan empat, isi ulang pulsa, pembayaran pulsa pasca bayar, Tiket Kereta Api dan TV Kabel, sebagai salah satu ciri koperasi modern,” papar Fauzan.
Program lainnya, lanjut Fauzan, selain tabungan haji, Tunas Kencana juga memberikan fasilitas pinjaman perjalanan Umroh dan haji untuk mendapatkan waiting list (daftar tunggu) bagi calon Haji, pemberian beasiswa bagi putra putri anggota, memberikan santunan bagi anggota yang sakit dan meninggal dunia, pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi anggota dan pengurus, pemberian kadeudeuh bagi yang purna karya serta program lainnya.
“Yang cukup fantastis bagi anggota dari RAT ini, disamping mendapatkan sisa hasil usaha (SHU), pengurus juga memberikan uang duduk sebesar Rp 1000.000,- (satu juta rupiah) plus transport Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah), jadi total Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) per anggota. “Saya yakin di Kabupaten Cirebon bahkan di Indonesia belum ada koperasi pegawai (KPRI) yang memberikan uang duduk dan transport sebesar itu bagi para anggotanya,” jelas Fauzan.
Disamping itu, tambah Fauzan, pengurus juga menyediakan doorprize sebesar Rp 30 juta yang diberikan dalam bentuk barang dan uang. Doorprize tertinggi dalam bentuk uang sebesar Rp 4 juta dan terendah Rp 500.000 dalam bentuk uang dan barang (paket).
Jumlah kekayaan KPRI Tunas Kencana lebih dari Rp 4,5 milyar. Dari jumlah itu modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, pemupukan modal, modal equitas, SHU tahun berjalan berjumlah lebih dari Rp 3,5 milyar. “Dari kekayaan dengan berbagai jenis usaha yang dikelola, SHU tahun ini hanya tercapai 60 % atau Rp 44,5 juta dari target Rp 75 juta. Papar Fauzan.
Pada kesempatan itu juga, Fauzan menambahkan, sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, koperasi dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan tersebut. Oleh karena itu, tahun buku 2021 Koperasi Tunas Kencana berencana memanfaatkan teknologi digital dengan menggunakan platform e-commerce, aplikasi retail online dan pengembangan aplikasi bisnis lainnya, yang akan terintegrasi melalui jaringan ke berbagai institusi baik pemerintah maupun institusi bisnis, sehingga perkembangan koperasi dapat menyesuaikan diri dan bertahan di era Revolusi Industri 4.0.
“Koperasi dituntut untuk berubah menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Apabila tidak, maka koperasi akan ketinggalan dan tergerus perkembangan tersebut,” pungkas Fauzan mengakhiri laporannya.
Dalam arahannya Kepala DPPKBP3A Iyan Ediyana antara lain mengatakan bahwa RAT bagi sebuah koperasi merupakan hal yang mutlak harus dilaksanakan, karena rat merupakan sendi utama dalam menggerakkan koperasi. Selain itu, RAT juga sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi dalam koperasi, yang menyatakan bahwa kekuatan utama organisasi koperasi adalah pada anggota.
Dikatakan Iyan bahwa arus globalisasi sudah tidak terbendung lagi masuk ke indonesia. Disertai perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yang antara lain menekankan pada pola digital economy. Oleh karena itu, untuk menyesuaikan dengan teknologi yang semakin canggih memasuki era revolusi industry 4.0.
“Hendaknya koperasi mempertimbangkan untuk menciptakan perubahan yang besar pada bisnis koperasi. “Digitalisasi koperasi antara lain dengan penggunaan aplikasi pencatatan keuangan dan bisnis yang efisien dan teruji,” ungkapnya.
Kepala dinas Koperasi dan UKM Fery Afrudin mengatakan bahwa RAT mempunyai arti yang sangat strategis dalam pengembangan koperasi kearah yang lebih baik, karena dalam rapat anggota tahunan ini, akan dibahas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas, serta rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan biaya koperasi. “Pertanggungjawaban ini penting dilakukan untuk mengukur kinerja pengurus dan pengawas serta mengevaluasi seluruh program kegiatan, agar kinerja koperasi dapat diperbaiki dan lebih disempurnakan lagi,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua Dekopinda Kabupaten Cirebon H. Ma’mun Efendi dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam meningkatkan kualitas organisasi koperasi, diharapkan semua unsur dalam koperasi seperti pengurus, pengawas, dan anggota, hendaknya dapat mengoptimalkan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.
“Misalnya anggota koperasi jangan mempunyai sikap dan kesadaran yang keliru dengan pinjaman uang yang telah dilakukan, karena pinjaman tersebut akan menjadi beban koperasi manakala tidak diimbangi dengan kesadaran para anggota koperasi itu sendiri untuk secara displin melunasinya,” ungkap Ma’mun.
Menyinggung rencana digitalisasi Koperasi Tunas Kencana, Dekopinda mendukung penuh pelaksanaan tersebut, karena koperasi di Kabupaten Cirebon kini telah bertahap memanfaatkan teknologi tersebut sehingga dapat bertahan memasuki industry 4.0.(Pri)